Kamis, 24 Desember 2009

Pertemuan Adven 2009 Minggu Keempat

Pertemuan Adven 2009 minggu keempat berlangsung di rumah keluarga Bapak Emilianus pada hari Selasa 22 Desember 2009. Tema malam hari itu tentang Meneladan Maria Dalam Pembaruan Hidup Beriman dan yang bertindak sebagai pemandu adalah Ibu Maria Agatha Ninik Sumarni dan Bapak Laurentius Justinianus Moestar.

Siapakah Maria?

Maria adalah anak Yoakim dan Anna. Mereka tinggal di daerah Sepforis. Maria lahir sekitar tahun 18 SM. Pada waktu itu bangsa Romawi menduduki Galilea (wilayah utara Palestina). Ketika Maria lahir, Yoakim dan Anna mempersembahkan dia kepada Allah melalui imam Zakaria di Bait Allah. Ketika kota Sepforis habis terbakar, maka Yoakim, Anna dan Maria mengungsi ke sebuah desa kecil bernama Nasaret (± 6,5 km sebelah tenggara Sepforis). Maria tumbuh di bawah asuhan imam Zakaria dalam adat dan tradisi Yahudi yang kuat. Ketika Maria berumur 14 tahun maka dia sudah dianggap dewasa dan dipertunangkan dengan Yusuf.

Aneka Keutamaan Hidup Maria
  • Keterbukaan hati menerima panggilan Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus (Luk 1:26-38)
  • Berani meninggalkan kepentingan pribadi dan menomorsatukan kehendak Allah (Luk 1:38)
  • Ketulusan hati untuk memperhatikan dan membantu orang lain (Luk 1:39-56; Yoh 2:1-11)
  • Ketaatan terhadap hukum Taurat (Luk 2:21-52)
  • Ketabahan hati untuk mendampingi Puteranya yang menderita sampai di bawah kayu salib (Yoh 19:25-27)
  • Kesetiaan untuk mendampingi para murid Yesus yang menantikan kedatangan Roh Kudus (Kis 1:12-14)
Maria dalam Gereja Katolik

Keberadaan Bunda Maria dalam Gereja Katolik tampak dalam rumusan Lumen Gentium 67 “Ajaran Katolik itu oleh Konsili disampaikan sungguh-sungguh. Serta-merta Konsili mendorong semua putra Gereja, supaya mereka dengan rela hati mendukung kebaktian kepada Santa Perawan, terutama yang bersifat liturgis. Juga supaya mereka sungguh menghargai praktik-praktik dan pengamalan bakti kepadanya, yang di sepanjang zaman dianjurkan oleh pimpinan Gereja. Juga supaya mereka dengan khidmat mempertahankan apa yang di masa lampau telah ditetapkan mengenai penghormatan patung-patung Kristus, Santa Perawan dan para Kudus. Kepada para teolog serta pewarta Sabda Allah Gereja menganjurkan dengan sangat, supaya dalam memandang martabat Bunda Allah yang istimewa dengan sungguh-sungguh mencegah segala ungkapan berlebihan yang palsu seperti juga kepicikan sikap batin. Hendaklah mereka mempelajari Kitab Suci, ajaran para Bapa dan Pujangga Suci serta liturgi-liturgi Gereja di bawah bimbingan Pimpinan Gereja, dan dengan cermat menjelaskan tugas-tugas serta kurnia-kurnia istimewa Santa Perawan, yang senantiasa tertujukan pada Kristus, sumber segala kebenaran, kesucian dan kesalehan. Hendaknya mereka dengan sungguh-sungguh mencegah apa-apa saja, yang dalam kata-kata atau perbuatan dapat menyesatkan para saudara terpisah atau siapa saja selain mereka mengenai ajaran Gereja yang benar. Selanjutnya hendaklah kaum beriman mengingat, bahwa bakti yang sejati tidak terdiri dari perasaan yang mandul dan bersifat sementara, tidak pula dalam sikap mudah percaya tanpa dasar. Bakti itu bersumber pada iman yang sejati, yang mengajak kita untuk mengakui keunggulan Bunda Allah, dan mendorong kita sebagai putra-putranya mencintai Bunda kita dan meneladan keutamaan-keutamaannya.”

Ada 15 pesta Liturgis untuk menghormati Maria:
  • 01 Januari - Santa Perawan Bunda Allah
  • 02 Februari - Yesus dipersembahkan di Kenisah
  • 11 Februari - Bunda Maria di Lourdes
  • 25 Maret - Kabar Sukacita kepada Maria
  • 31 Mei - Maria mengunjungi Elisabet
  • Sabtu ketiga sesudah Pentakosta - Hati Maria tak bernoda
  • 16 Juli - Bunda Maria di Gunung Karmel
  • 5 Agustus - Pemberkatan Gereja Basilika Santa Maria
  • 15 Agustus - Bunda Maria diangkat ke surga
  • 22 Agustus - Maria Ratu
  • 8 September - Kelahiran Santa Perawan Maria
  • 15 September - Maria berduka cita
  • 7 Oktober - Maria Ratu Rosario
  • 21 Nopember - Maria dipersembahkan di Kenisah
  • 8 Desember - Maria terkandung tanpa noda
Devosi kepada Bunda Maria

Penghormatan atau berdevosi kepada Bunda Maria berbeda ketika Gereja Katolik menghormati dan bersembah sujud kepada Yesus Kristus. Penghormatan kepada Bunda Maria tidak mengganti sembah-sujud kepada Yesus Kristus karena Dia satu-satunya pengantara kepada Allah. Sebagai pengantara, Maria adalah ”sarana rahmat” yang ditempatkan di bawah Yesus Kristus. Itulah sebabnya, Gereja Katolik mengajak umat beriman untuk menghormati Maria secara benar.

Devosi kepada Bunda Maria yang paling pokok adalah doa "Salam Maria", pada dasarnya terdiri atas dua kutipan dari Kitab Suci (Luk 1:28 "Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu" dan Luk 1:42 "Terpujilah Engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus"), ditambah dengan suatu doa permohonan ("Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin"). Dalam doa rosario "Salam Maria" didoakan 150 kali. Jumlah 150 berasal dari jumlah mazmur.

Rabu, 23 Desember 2009

Rapat Pengurus Lingkungan Kaligarang (19-12-2009)

Pada hari Sabtu tanggal 19 Desember 2009, telah diadakan Rapat Pengurus Lingkungan Kaligarang di rumah Bapak Emilianus. Rapat dimulai pukul 20.00 dan selesai pukul 22.15, dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Bendahara, Tim Kerja masing-masing bidang serta Ketua Blok.

Rapat tersebut membahas beberapa hal sebagai berikut:
  1. Program Natal Lingkungan Kaligarang tahun 2009
  2. Persoalan-persoalan yang terjadi di Lingkungan Kaligarang
  3. Hasil Rapat Wilayah Santo Matius tanggal 15 Desember 2009
  4. Hasil Programasi Paroki Katedral di Rumah Retret Panti Samadi Gedang Anak Ungaran tanggal 17-18 Desember 2009

Rapat Wilayah Santo Matius (15-12-2009)

Pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2009, telah diadakan Rapat Wilayah Santo Matius di rumah Bapak Heru (Ketua Lingkungan Barusari). Rapat dimulai pukul 20.00 dan selesai pukul 22.00, dihadiri oleh 4 lingkungan yaitu Bulustalan, Barusari, Lemah Gempal dan Kaligarang, sedangkan dua lingkungan yang lain tidak hadir yaitu lingkungan Imam Bonjol dan Pendrikan Selatan karena hujan lebat yang mengguyur kota Semarang sejak sore hari.

Dalam rapat tersebut telah diputuskan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Pesta Santo Pelindung Wilayah pada tanggal 20 September 2010
  2. Rapat Wilayah Santo Matius setiap bulan pada minggu keempat
  3. Iuran Kematian 25.000 rupiah per Lingkungan
  4. Acara Ziarah atau Bakti Sosial pada tahun 2011

Rabu, 16 Desember 2009

Pertemuan Adven 2009 Minggu Ketiga

Pertemuan Adven 2009 Minggu Ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2009 di rumah keluarga Ibu Soerasa. Hujan deras yang mengguyur kota Semarang sejak jam 16.30 WIB baru reda sekitar pukul 19.30 WIB. Sehingga pertemuan malam hari itu diundur hingga pukul 19.45 WIB, untuk menunggu umat yang datang.

Malam hari itu, pertemuan dipandu oleh Bapak Laurentius Justinianus Moestar dengan tema Panggilan Keluarga Dalam Mewujudkan Iman Di Masyarakat. Umat diajak untuk mensyukuri panggilan hidup keluarga dalam mewujudkan iman di tengah masyarakat. Dan menyadari tantangan yang dihadapi oleh keluarga Katolik dan tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mewartakan Kerajaan Allah.

Apa tantangan zaman yang menguasai kehidupan keluarga Katolik saat ini?
  1. Sekularisme : memutlakkan otonomi hal-hal duniawi tanpa keterbukaan yang ilahi
  2. Materialisme : mengumpulkan harta atau uang sebanyak-banyaknya karena ada anggapan inilah yang memberi keselamatan)
  3. Hedonisme : mengagung-agungkan kesenangan dan kenikmatan badani
  4. Konsumerisme : dengan harta atau uang orang dapat membeli apa pun, bukan karena kebutuhan tetapi lebih pada gengsi atau harga diri
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh keluarga-keluarga Katolik untuk mewujudkan imannya di tengah Masyarakat?
  1. Mengangkat keluhuran martabat manusia
  2. Mengembangkan semangat solidaritas terhadap KLMT (Kecil, Lemah, Miskin dan Tersingkir)
  3. Memelihara keutuhan ciptaan

Rabu, 09 Desember 2009

Pertemuan Adven 2009 Minggu Kedua

Pertemuan Adven 2009 minggu kedua berlangsung di rumah keluarga Bapak Laurentius Justinianus Moestar pada hari Selasa 08 Desember 2009. Tema malam hari itu tentang Tanggung Jawab Keluarga Dalam Gereja dan yang bertindak sebagai pemandu adalah Bapak Tarcicius Partono.

Sebelum acara sharing dimulai, Bapak T. Partono menyampaikan 3 pertanyaan dari Buku Panduan Adven 2009 Keuskupan Agung Semarang sebagai bahan permenungan:
  1. Apa yang dimaksud dengan keluarga Katolik?
  2. Sebutkan tanggung jawab keluarga Katolik?
  3. Apa yang telah Anda lakukan sebagai keluarga Katolik untuk mengembangkan Gereja (lingkungan, wilayah, stasi dan paroki)?
Malam hari itu beberapa umat yang hadir menceritakan pengalaman hidup mereka dalam berkeluarga. Tentang bagaimana mereka mendidik anak-anak mereka menurut ajaran Gereja Katolik, sesuai dengan janji perkawinan mereka ketika menikah dihadapan Imam dan para saksi. Ketika anak-anak mereka masih kecil, keluarga tersebut melakukan doa bersama setiap hari. Namun ketika anak-anak mereka sudah menginjak usia remaja, kesempatan untuk berdoa bersama semakin berkurang karena anak-anak sudah disibukkan dengan berbagai macam kegiatan dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.

Ada juga yang bercerita tentang pengalaman hidupnya ketika badai melanda rumah tangga mereka. Dimana di dalam badai tersebut iman mereka benar-benar diuji. Keluarga tersebut dihadapkan pada dua pilihan yaitu memegang teguh iman Katolik mereka atau menerima tawaran kemewahan duniawi. Keluarga tersebut akhirnya memilih untuk tetap mengikuti Yesus Kristus hingga sekarang.

Pada akhir sharing, Bapak L.J. Moestar menyampaikan beberapa poin penting:
  1. Keluarga Katolik adalah keluarga yang terdiri dari Bapak, Ibu dan Anak yang telah dibaptis secara Katolik
  2. Setiap keluarga memiliki Salib yang harus dipikul, beban Salib tersebut tidak sama antara keluarga yang satu dengan yang lain
  3. Keluarga Katolik bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak mereka menurut ajaran Gereja Katolik hingga anak-anak tersebut telah siap untuk membentuk keluarga baru
  4. Sebagai keluarga Katolik kita harus peka terhadap keadaan lingkungan kita dan kita juga harus peduli kepada saudara-saudara kita
Setelah sharing, acara dilanjutkan dengan penyalaan Lilin Korona Adven dan Doa Syukur atas Habitus Baru dan berkat yang disampaikan oleh Bapak T. Partono.

Kamis, 03 Desember 2009

Kartu Keluarga Katolik Lingkungan Kaligarang

Bulan Desember 2009 ini dilakukan pendataan Umat Katolik yang bertempat tinggal di Lingkungan Kaligarang dengan membuat Kartu Keluarga Katolik Lingkungan Kaligarang.

Alasan Pendataan:
  1. Belum lengkapnya Sistem Basis Data Umat Katolik yang ada di Lingkungan Kaligarang. Data umat yang ada hanya mencakup daftar nama anggota keluarga, pekerjaan, tanggal lahir dan data komposisi umat
  2. Data umat yang ada sudah tidak up to date karena setiap tahun jumlah umat berubah
  3. Keinginan untuk menghimpun kembali umat yang sudah lama tidak aktif
Tujuan Pendataan:
  1. Mengetahui data kuantitatif dan kualitatif Umat Katolik Lingkungan Kaligarang
  2. Sarana untuk memudahkan para pengurus dalam memberikan pelayanan bagi Umat Katolik Lingkungan Kaligarang
Siapa Saja Yang Didata:

Setiap orang Katolik yang telah dibaptis secara Katolik, dan bertempat tinggal di Lingkungan Kaligarang.

Unduh Kartu Keluarga Katolik




Pertemuan Adven 2009 Minggu Pertama

Dalam Masa Adven 2009 ini, Umat Katolik Lingkungan Kaligarang mengagendakan 4 kali Pertemuan Adven. Pertemuan Adven Pertama telah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2009 di rumah Ibu Suharyo. Pertemuan tersebut dipandu oleh Bapak Emilianus dan penyampaian materi Adven dilakukan oleh Romo Hartono dari Pusat Pendampingan Keluarga. Pertemuan tersebut terasa berbeda karena dihadiri oleh Romo Hartono dan cukup banyak umat Katolik lingkungan Kaligarang yang hadir.

Dalam pertemuan tersebut, Romo Hartono menyampaikan tentang makna Adven yaitu sebagai penantian kelahiran Yesus sebagai Mesias dan kedatangan-Nya yang kedua (parousia) dengan penuh harapan dan kegembiraan. Sehingga Adven tidak pertama-tama menekankan pertobatan dan penyesalan seperti masa Pra-Paska. Dalam masa Adven umat dapat melakukan berbagai persiapan diri agar hidupnya semakin pantas menantikan kedatangan Tuhan yang kedua dan merayakan Natal yang membawa kedamaian di bumi dan bagi semua manusia. Salah satu persiapan tersebut dapat dengan pengakuan dosa.

Selanjutnya Romo Hartono menyampaikan materi tentang keluarga sebagai Gereja Mini dan keluarga sebagai Seminari Mini. Keluarga disebut sebagai Gereja Mini karena keluarga juga merupakan persekutuan umat beriman kepada Yesus Kristus yang dipimpin oleh seorang ayah sebagai kepala keluarga (analogi dengan Imam di dalam Gereja). Di dalam keluarga juga ada doa bersama (analogi dengan liturgi di dalam Gereja). Keluarga juga disebut sebagai Seminari Mini karena di dalam keluarga ditanamkan benih-benih panggilan kepada anak.

Romo Hartono juga menyampaikan tentang persoalan-persoalan dalam kehidupan berkeluarga. Salah satu poin penting adalah tentang proses munculnya badai dalam rumah tangga (K5):

1. Kesel (bahasa jawa)
Karena kesibukan di kantor maka pasangan suami-istri akan merasa capek ketika pulang ke rumah.

2. Kesal
Rasa kesal ini muncul manakala dalam kondisi capek terjadi persoalan antara suami dan istri.

3. Krisis
Persoalan yang terus terjadi antara suami dan istri dan tidak terselesaikan akan memunculkan krisis kehidupan rumah tangga.

4. Kritis
Semakin lama intensitas dan skala persoalan semakin tinggi hingga menyebabkan hilangnya komunikasi antara suami dan istri.

5. KO (Knockout)
Dalam tahap ini rumah tangga tersebut sudah tidak dapat diselamatkan lagi.

Dalam pertemuan Adven yang pertama ini juga diadakan tanya jawab. Beberapa umat bertanya tentang peran Pusat Pendampingan Keluarga dan tentang persoalan keluarga. Kemudian acara dilanjutkan dengan Doa Umat, pemberkatan Korona Adven, penyalaan Lilin Korona Adven, Doa Syukur atas Habitus Baru dan Berkat dari Romo Hartono.