Senin, 10 Mei 2010

Bulan Maria Mei 2010


Pada Bulan Maria Mei 2010 ini, umat Katolik Lingkungan Kaligarang mengadakan Ibadat Doa Rosario setiap hari. Jadwal telah disusun secara lengkap sebelum bulan Mei 2010, agar Ibadat Doa Rosario dapat berjalan dengan kontinu, didalamnya terdapat nama-nama keluarga yang ketempatan Ibadat Doa Rosario, pemandu ibadat dan pemandu renungan.

Sebagai bahan renungan digunakan buku panduan Bulan Katekese Liturgi (BKL) Keuskupan Agung Semarang tahun 2010. Untuk tanggal 14 s.d 22 Mei 2010 renungan BKL digantikan dengan Doa Novena Roh Kudus.

Pada setiap Ibadat Doa Rosario dilakukan pengumpulan kolekte dari umat. Hasil kolekte Bulan Maria Mei 2010 ini akan digunakan untuk membeli peralatan misa.


Jumat, 26 Februari 2010

Pertemuan I APP 2010: Aksi Puasa Pembangunan (APP) Gerakan Rohani yang Diwujudkan dalam Aksi (25-02-2010)

Pertemuan I APP 2010 di Lingkungan Kaligarang berlangsung di rumah Bapak T. Suyono pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2010 dan dipandu oleh Bapak Emilianus. Pertemuan APP 2010 terasa beda dengan tahun-tahun sebelumnya karena materi APP disampaikan melalui suatu dialog antara beberapa umat.

APP adalah Aksi Puasa Pembangunan, yakni gerakan mewujudkan pertobatan yang dilakukan seluruh umat Katolik dalam rangka persiapan perayaan Paskah. Inti dari puasa yang dilakukan umat Katolik adalah matiraga, yaitu gerakan ikut menghayati penderitaan dan wafat Tuhan Yesus demi kesejahteraan, kedamaian, dan keadilan sosial bagi semua umat manusia. Dengan kata lain Aksi Puasa Pembangunan adalah wujud keterlibatan umat Katolik dalam membangun dan menegakkan Kerajaan Allah dengan menghayati solidaritas Kristus. Puasa dan pantang umat Katolik, tidak hanya sekedar tidak makan dan minum, tetapi diharapkan terjadi gerakan pemberdayaan masyarakat yang merupakan wujud dari pelayanan yang mengutamakan kaum KLMTD (KLMTC) kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (cacat).

Aksi Puasa awalnya dicetuskan Rm. C. Carri SJ pada 1970 (digagas mulai tahun 1969) yang pada waktu itu menjabat Vikjen Keuskupan Agung Semarang (KAS), yang kemudian dilaksanakan oleh Rm. G. Utomo Pr sebagai Delsos (Delegatus Sosial) KAS. Nama Aksi Puasa mulai muncul pada tahun 1970, di dalam Sidang Pleno Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi MAWI (Majelis Agung Waligeraja Indonesia – pada waktu itu namanya masih PWI Sosial) di Purworejo Jateng. Di dalam sidang Pleno tersebut telah disusun pula Pedoman Aksi Puasa yang kemudian disahkan oleh MAWI di dalam Sidangnya bulan November 1970. Nama “Aksi Puasa” kemudian ditambahkan kata “Pembangunan” pada tahun 1972. Menurut pemikiran Rm; C. Carri SJ waktu itu, umat Katolik perlu menjalankan Aksi Puasa untuk menjembatani jurang antara yang kaya dan miskin dengan berpedoman pada ensiklik Populorum Progresio (Kemajuan Bangsa Bangsa). Aksi Puasa ini ditetapkan menjadi Aksi Puasa Pembangunan (APP) berdasarkan Sidang Pleno PWI Sosial (sekarang Komisi PSE KWI) di Pacet Jawa Timur pada September 1972.

Kegiatan APP yang dilaksanakan mempunyai visi untuk Membangun Kerajaan Allah yang isinya memperjuangkan kedamaian, keadilan sosial, kesejahteraan bagi semua orang serta menjalin kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik. Sedangkan cara pencapaiannya adalah dengan Puasa dan Tobat:

  • Pada diri sendiri terjadi perbaikan perilaku hidup sebagai murid Kristus

  • Bagi orang lain dan lingkungan hidup menjadi ragi dan garam dunia

Apa yang tidak kita makan atau minum, karena kita pantang dan puasa, dikumpulkan dalam bentuk dana untuk berderma bagi sesama. Pengumpulan dana itu sebagai wujud solidaritas dengan Kristus demi terciptanya keadilan dan cinta kasih. Pengumpulan dana sebagai salah satu buah dari proses pertobatan melalui gerakan APP terarah kepada kesejahteraan dan kedamaian manusia terutama bagi mereka yang kehilangan harapan, tersingkir dan tertindas. Dengan demikian gerakan APP menjadi persembahan kepada Tuhan untuk keselamatan bersama. Dalam Kitab Yesaya dikatakan “Inilah puasa yang kusukai: membuka belenggu kelaliman, melepaskan tali-tali mencekit, membebaskan yang teraniaya, mematahkan setiap penindasan …“ (Yes:58).

Tujuan gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP):

  • Membangkitkan kepekaan sosial umat bersama masyarakat utamanya kepada saudara-saudari yang berkekurangan menurut dimensi sosial ekonomi sebagai bentuk penghayatan/perwujudan pertobatan dan solidaritas sebagai murid-murid Kristus.

  • Memberdayakan umat bersama masyarakat mengembangkan pola pikir bersaudara dalam usaha-usaha kooperatif.

  • Mendorong kelompok-kelompok pendidikan dan pembangunan dalam masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup, khususnya masyarakat miskin.

  • Menggerakkan kemampuan ekonomi komunitas basis menuju kemandirian sosial ekonomi yang bersemangatkan kerelaan berbagi dengan tulus.

  • Mendampingi masyarakat yang mengalami bencana dalam bentuk bantuan kemanusiaan darurat.

Sesuai tradisi di keuskupan-keuskupan di Indonesia, hal-hal yang berkaitan dengan APP ini dikelola oleh suatu kepanitiaan yang disebut Panitia APP. Maka ada Panitia APP KWI (Nasional), Panitia APP Keuskupan Agung Semarang, Panitia APP Kevikepan dan Panitia APP Paroki. Panitia APP ini bekerja dalam periode tertentu, yang pada umumnya 3 tahun untuk setiap periode. Panitia APP itulah yang mengelola 75% dana APP yang dikumpulkan seluruh umat KAS baik Paroki maupun di luar Paroki. Sedangkan 25% dana APP ditinggal di Paroki dan dikelola oleh Paroki. Maka sangatlah penting dibentuknya panitia APP Paroki yang tugasnya antara lain mengelola dana APP yang ditinggal di Paroki. Kemudian dari 75% dana APP yang dikelola oleh Panitia APP KAS itu, kemudian disalurkan ke beberapa pihak:

  • Disetor ke KWI sebesar 30% (15% untuk Panitia APP KWI, 10% untuk Panitia Dana Solidaritas Antar Keuskupan dan 5% untuk Karina KWI)

  • Diserahkan ke Panitia APP di 4 Kevikepan (Semarang, Kedu, Surakarta dan Yogya)

  • Dikelola Panitia APP KAS sebesar 20%

Perlu diingat bahwa semua dana APP dari lingkungan atau keluarga diserahkan ke Paroki dan oleh panitia APP Paroki atau yang mengelolanya dana itu dipotong 25% untuk ditinggal di Paroki.

Pengumpulan dana merupakan salah satu wujud pertobatan untuk menghayati solidaritas Kristus. Dana sebagai salah satu buah dari proses pertobatan melalui gerakan APP terarah kepada kesejahteraan dan kedamaian manusia terutama bagi mereka yang kehilangan harapan, tersingkir dan tertindas. Dengan demikian gerakan APP menjadi persembahan kepada Tuhan untuk keselamatan bersama. Maka momentum APP merupakan momentum yang paling religius untuk mengalami kematian atau pengosongan diri. Jadi pengumpulan dana APP ini adalah derma bukan gerakan menabung yang kemudian akan diambil kembali. Pengelola dana itu adalah Panitia Aksi Puasa Pembangunan (di Keuskupan, Kevikepan dan Paroki). Dana itu terarah kepada kesejahteraan dan kedamaian manusia terutama yang kecil, lemah, miskin tersingkir dan difabel (cacat). Dana yang diberikan sebagai penunjang merupakan sebagian dari dana yang dibutuhkan, dengan skala prioritas sebagai berikut:

Bidang Karitatif Kemanusiaan

  • Emergency/Musibah/Bencana

  • Bidang Motivasi

  • Retret/Rekoleksi

  • Pelatihan/Kaderisasi

  • Bidang Pengembangan Masyarakat

  • Pendidikan dan pengembangan kewirausahaan kelompok kecil

  • Pendidikan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro melalui Koperasi Kredit/Credit Union

  • Bidang Pendidikan

  • Bantuan pendidikan Dana APP KAS dikhususkan untuk ujian-ujian akhir sekolah/skripsi bagi keluarga-keluarga yang sungguh tidak mampu

  • Bidang Sarana Prasarana

  • Bantuan sarana prasarana Dana APP KAS dikhususkan untuk pembangunan/renovasi yang timbul akibat bencana/musibah

Aksi Puasa Pembangunan mengajak umat kepada aksi pertobatan sebagai wujud solidaritas kristiani menghayati solidaritas Allah kepada manusia melalui Yesus Kristus PutraNya. Untuk menolong proses terjadinya pertobatan diperlukan:

  • Pendalaman Iman

  • Pewartaan Tobat

  • Ibadat Tobat

  • Aksi Nyata

Kekhasan pendalaman APP adalah pertobatan yang terjadi berkat pewartaan dan dirayakan dalam ibadat diharapkan menjadi sempurna dalam perwujudan buah-buah tobat yang berupa amal kasih bagi sesama manusia, khususnya yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (cacat). Aksi Puasa Pembangunan diharapkan bisa menjadi titik awal gerakan umat yang berkelanjutan dan bukan sekedar aksi sesaat, sementara dan tidak berkesinambungan. Dan tentu saja hal itu dilakukan tidak asal-asalan. Melalui suatu proses pembahasan bersama dan di dalam komunitas pertumbuhan gerakannya diharapkan menjadi semakin kondusif. Pertobatan yang diwujudkan dalam bentuk aksi itu merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Paskah (Kebangkitan Kristus). Sedangkan pendalaman Kitab Suci pada bulan Kitab Suci terfokus pada pemahaman sabda dan menemukan implementasinya. Dan pendalaman Masa Adven merupakan persiapan dalam menyongsong Hari Raya Natal (Kehadiran Kristus di Dunia) dan persiapan menyambut Kedatangan Kristus yang Kedua.


Referensi:

Buku Panduan APP Umat Lingkungan

“Bersyukur dengan Bertobat dan Berbagi Berkat”

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang 2010

Sabtu, 13 Februari 2010

Peraturan Puasa dan Pantang 2010 Keuskupan Agung Semarang

Mengacu Statuta Keuskupan Regio Jawa 1995 pasal 136 peraturannya ditetapkan sebagai berikut:

Hari Puasa tahun 2010 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 17 Februari, dan Jumat Agung tanggal 2 April. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.

Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.

Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok.

Karena peraturan puasa dan pantang cukup ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama, misalnya oleh seluruh keluarga, atau seluruh lingkungan, atau seluruh wilayah, ditetapkan cara puasa dan pantang lebih berat, yang dirasakan lebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang ingin dinyatakan.
Tentu saja ketetapan yang dibuat sendiri tidak mengikat dengan sanksi dosa.
Hendaknya juga diusahakan agar setiap orang beriman kristiani baik secara pribadi maupun bersama-sama mengusahakan pembaharuan hidup rohani, misalnya dengan rekoleksi, retret, latihan rohani, ibadat jalan salib, meditasi, dan sebagainya.

Salah satu ungkapan tobat bersama dalam masa Prapaska ialah Aksi Puasa Pembangunan atau APP, yang diharapkan mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi, serta mempunyai nilai dan dampak peningkatan solidaritas pada tingkat paroki, keuskupan dan nasional.

Tema APP tahun 2010 ini berbunyi: “BERSYUKUR DENGAN BERTOBAT DAN BERBAGI BERKAT”
sebagaimana diuraikan dalam buku-buku yang diterbitkan oleh Panitia APP Keuskupan Agung Semarang.
Dalam rangka APP tersebut semua dana yang diperoleh dari aksi pengumpulan dana selama masa Prapaska dari paroki, lembaga hidup bakti, lembaga-lembaga gerejawi, pendidikan dan kelompok-kelompok kategorial lainnya, termasuk kolekte Minggu Palma tanggal 27/28 Maret 2010, sesuai dengan Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang 2008 Pasal 3 ayat 2, Pasal 5 ayat 3.2, Pasal 10 ayat 1.2, dan surat Uskup Keuskupan Agung Semarang kepada Majelis Pendidikan Katolik, No. 052/A/XI/11/02, tanggal 28 Januari 2002, ditetapkan: 25% tinggal di paroki / masing-masing sekolah 75% dikirim kepada:

PANITIA APP KAS
Jl. Imam Bonjol 172, Semarang 50131
Telp. 024. 3543 119 Fax. 3582 007

Jikalau dikirim melalui bank, harap melalui:
BANK PURBA DANARTA
Jl. Veteran 7, Semarang 50231
Rekening Giro Nomor: 31-00006-9 a/n. PSE / APP KAS

Selanjutnya, dana 75% tersebut di atas akan disalurkan oleh Panitia APP KAS: 25% untuk kevikepan masing-masing; 20% untuk Panitia APP KAS; dan 30% untuk dana APP Nasional / DSAK.

*Sumber: www.katedralsemarang.or.id

Surat Gembala Prapaska 2010 Keuskupan Agung Semarang (13-14 Februari 2010)

Para Ibu dan Bapak, Para Suster, Bruder, Rama, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

1. Sebentar lagi kita memasuki masa Prapaska. Pada masa Prapaska kita diajak untuk membangun sikap tobat. Sikap tobat yang benar diwujudkan dalam pilihan hidup yang mengandalkan Tuhan. Orang yang diberkati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya.

Demikian Nabi Yeremia menghayati Sabda Tuhan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” (Yer 17:7). Sedangkan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari Tuhan adalah orang yang terkutuk. Orang-orang yang terberkati diibaratkan pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air. Membangun sikap tobat yang benar berarti senantiasa menempatkan kekuatan sendiri dalam sumber air sejati, Tuhan yang berbelaskasih.

2. Masa Prapaska juga merupakan masa yang penuh rahmat. Dengan senantiasa mentautkan diri pada sumber air sejati yakni Tuhan yang berbelas kasih, hidup kita selalu diperbarui. Pembaruan hidup orang beriman digambarkan oleh Nabi Yeremia: “...daunnya tetap hijau, ... tidak kuatir dalam tahun kering dan ... tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:8). Santo Paulus menghayati pembaruan hidup dengan keyakinan yang mendalam akan Kristus yang senantiasa hidup: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.” (1Kor 15:20). Pembaruan hidup yang dikerjakan oleh rahmat Allah membuat hidup kita selalu menghasilkan buah, kendati berada dalam ‘tahun kering’ dan ‘panas terik’.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

3. Tahun kering dan panas terik kehidupan kita sering membuat orang tidak berdaya, putus asa, mudah menyerah, patah semangat, tidak menghasilkan buah kehidupan. Tahun kering dan panas terik kehidupan masyarakat kita saat ini mendambakan tatanan hidup bersama yang menyejahterakan semakin banyak orang, penghormatan terhadap martabat pribadi manusia, pengelolaan lingkungan hidup yang manusiawi. Bacaan Injil hari ini memberikan inspirasi bagi kita untuk ‘tidak berhenti menghasilkan buah’. Tahun kering dan panas terik kehidupan saat ini bukan hambatan bagi orang beriman. Tahun kering dan panas terik kehidupan bukan alasan untuk menangisi keadaan. Tahun kering dan panas terik adalah kesempatan untuk membarui hidup dan menghasilkan buah pertobatan. Kemiskinan membangkitkan semangat untuk berbagi. Kelaparan membangkitkan semangat untuk berbela rasa. Kesedihan dan tangis membangkitan semangat untuk melayani dengan tulus hati. Kebencian dan kejahatan membangkitkan semangat untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

4. Karena itu, masa Prapaska bukan hanya kegiatan ritual belaka, tetapi gerakan rohani yang diwujudkan dalam aksi. Kita biasa menyebutnya dengan Aksi Puasa Pembangunan (APP). Gerakan APP di Keuskupan Agung Semarang sudah berusia 40 tahun. Tema APP tahun ini adalah BERSYUKUR DENGAN BERTOBAT DAN BERBAGI BERKAT. Aksi Puasa Pembangunan pada tahun 2010 ditempatkan dalam Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang: syukur atas Arah Dasar 2006-2010 yang menumbuhkan habitus baru, syukur atas Keuskupan Agung Semarang yang berulang tahun ke 70 dan syukur atas Tahun Imam yang saat ini diisi dengan gerakan rohani: retret imam dalam hidup sehari-hari. Bacaan Injil Lukas meneguhkan pertobatan kita sebagai bentuk keikutsertaan menghayati solidaritas Kristus yang bersengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan semua orang. Kegiatan-kegiatan selama masa APP mengajak kita untuk semakin menyerupai Kristus. Pembaruan hidup umat beriman menjadi semakin serupa dengan Kristus, hanya akan terjadi kalau dapat melihat Kristus yang bangkit dalam diri saudari-saudara kita yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

5. Pertobatan yang benar dihayati dengan mengandalkan Tuhan yang penuh rahmat sehingga menghasilkan gerakan syukur dan berbagi berkat. Syukur karena mengandalkan Tuhan. Bersama Tuhan yang berbelas kasih itu kita menemukan kesempatan untuk berbagi berkat. Tahun kering dan panas terik tidak memadamkan kebahagiaan kita dalam mewujudkan semangat berbagi berkat. Dalam diri yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela tetap ditemukan pijar-pijar kebahagiaan karena setiap orang dimampukan membangun sikap tobat dengan bersyukur dan berbagi berkat. Buah pertobatan dan habitus baru yang telah mulai tumbuh di Keuskupan Agung Semarang dan pantas diyukuri antara lain: meningkatnya solidaritas antar paroki, solidaritas antar anak sekolah, solidaritas melalui APP, gerakan peduli lingkungan, gerakan peduli pendidikan, gerakan peduli bencana. Masih perlu dirancang aksi yang berkelanjutan untuk mengembangkan semangat berbagi berkat dan habitus baru sekaligus mengisi Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang, misalnya pembentukan Panitia APP di setiap paroki dengan kinerja yang makin efektif.

6. Akhirnya saya mengucapkan selamat memasuki masa Prapaska. Semoga pembaruan rohani kita sungguh menjadi pengalaman pribadi, keluarga dan komunitas. Semoga usaha-usaha kita untuk membangun gerakan kepedulian baik secara pribadi, keluarga, kelompok dan komunitas mendapat peneguhan dari rahmat Allah. Semoga perayaan 70 tahun Keuskupan Agung Semarang, 40 tahun gerakan APP dan tahun syukur Arah Dasar semakin mengembangkan kita semua dalam semangat berbagi berkat. Saya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan seluruh umat dalam membangun dan mengembangkan Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing. Salam dan berkat Tuhan bagi para Ibu, Bapak, Suster, Bruder, Rama serta seluruh keluarga, kelompok dan komunitas. Semoga Tuhan memberkati niat-niat baik kita.

Semarang, 2 Februari 2010

Pius Riana Prapdi, Pr
Administrator Diosesan Keuskupan Agung SemarangSemarang, 2 Februari 2010

* Sumber: www.katedralsemarang.or.id